Rabu, 17 Desember 2008

Pak Kartono

Gerimis....kadang memang ketika musim hujan seperti ini, hujan kerap hadir walau di pagi hari...entah sudah hari keberapa sejak musim hujan bulan Desember ini hadir..tetes demi tetes hujan membasahi dahi pak Kartono, seorang tukang becak yang sedang mengangkut penumpang kecil berseragam SD...dalam peluh bercucuran, sang tukang becak dengan senyum mengayuh pedal becaknya, menyusuri pinggiran kota Jember, untuk mengantarkan penumpang kecilnya menuju SDN Kepatihan 1, salah satu SD favorit di kabupaten Jember, SD yang terkenal dengan prestasi, dan seleksi yang ketat untuk memasukinya.
Pak Kartono....Capek memang, akan tetapi, di pagi hari seperti ini, mungkin merupakan waktu yang relatif masih bagus untuk mengais rejeki, walaupun belum tentu perut terisi sebutir nasi sarapan dari istri tercintanya....maklum, kehidupan pak Kartono termasuk keluarga yang kurang mampu, namun tanpa ragu dan penuh semangat tinggi, dia mengais rejeki di jalur ini, dalam hati Pak Kartono, dia berpikir, "alhamdulillah, aku masih sangat bersyukur menjadi tukang becak, yang mendapatkan upah dari pemberian penumpangnya secara halal, daripada hanya sebagai sampah dan benalu masyarakat yang senantiasa berdasi tetapi menikam rakyat dari belakang.."..hmm...sungguh bijaksana Pak Kartono ini...semoga saja di bumi ini dipenuhi orang yang berhati mulia seperti beliau...

"Pak, nanti gak usaha dijemput, karena nanti bareng teman pak", kata penumpang kecil beseragam SD tersebut....
Dengan senyum, pak Kartono menjawab " Iya den....lagian nanti mungkin bapak pas ada penumpang kan juga repot..."...

sejenak kemudian, sang penumpang kecil menoleh ke arah Pak KArtono, "Pak, kenapa bapak dulu tidak kerja jadi orang kantoran saja pak?"...
"ha..ha..den, kalo bapak sekolah tinggi tentu dak jadi tukang becak gini den, lha wong bapak cuma lulusan SD...karena bapak memang gak punya biaya untuk sekolah waktu itu, bapak jadi tukang becak....awalnya memang berat, namun karena desakan ekonomi, dan bapak waktu itu sudah yatim piatu...ya bagaimana lagi...bisanya cuma mbecak...ya dijalani saja..."
"memangnya bapak dulu tidak pernah nyoba jadi kuli apa yang lain gitu?"
"pernah sih, sejak lulus SD bapak ikut seorang mandor bangunan, dan disuruh bantuin kerja kuli sampe 3 tahun...walaupun waktu itu cuma bisa ngaduk pasir, karena masih kecil, tapi pengalaman itu merupakan cambuk bagi bapak untuk kerja lebih keras lagi..setelah tiga tahun menjadi kuli, mandor yang baik hati itu pun meninggal dunia karena kecelakaan...bapak nganggur lagi....nah, untung ada pak Karjo, juragan Becak dari Jenggawah (nama salah satu desa di JEmber), dia mau minjemin becaknya untuk bapak jalankan, dengan bagi hasil 50%:50%, alhamdulillah...bapak bisa nabung, dan hasilnya bisa buat beli becak sendiri...."
"eemm...berarti bapak dulu berat ya kehidupannya...dan becak ini merupakan hasil keringat bapak waktu muda ya?"
"iya den...."
"wah...saya jadi bangga diantarkan bapak naik becak tiap hari, walaupun teman-teman saya banyak yang diantar sedan dan kijang, saya tetep bangga diantar bapak dengan becak tua yang penuh sejarah ini.."
"sampean gak malu den diantarkan bapak pakai becak kuno ini??"
"kan sudah aku bilang, aku bangga, karena ini merupakan becak penuh berkah....lagian kenapa musti malu jika becak ini bukan becak curian?iya kan?"
"he..he...kamu ini ada-ada saja den..sudah, tuh dah nyampek, waduh, lupa, bapak ndak bawa payung den..gak papa kan?lagian tinggal melangkah beberapa meter saja kok.."
" iya pak, gak papa....doakan deny ini dalam belajar ya pak, mudah-mudahan deny bisa membantu bapak beli mobil besok kalo sudah sukses, biar bapak jadi juragan mobil besok..."
"amiin...amiin...jangan lupa berdoa sebelum belajar ya den..."
"iya pak...", jawab deny sambil mencium tangan bapaknya .......

oleh: M. Suprisdiantoko
jember, 17 des 08

3 komentar:

  1. Sungguh bijaksana sekali bapak ene menyikapi hidup, selalu sederhana menjalani hidup dan kehidupan.Suatu pelajaran hidup yang bisa diteladani...

    btw, mas supris abis bikin riset yah sama pak kartono ene :D

    BalasHapus
  2. waktu aq TK juga diantar jemput ma becak, pengayuhnya namanya pak Karyo,tinggal didepan rumahku, mpe sekarang klo pulang ke madiun suka main ke rumahnya, meskipun pak karyo dah gak alm, aq akrab ma anak2nya,jd ingat saat aq mencoba mengayuh becak, wuih berat banget, krn gak kuat ngayuh lagi, kutinggalkan aja becak pak karyo di tengah jalan, trus aq lari manggil pak karyo, beliau gak marah, hanya senyum aja, xixixi, bandel ya aq dulu.
    *jadi pingin ke madiun, ketemu ma anak2nya pak karyo yang sabar* :)

    BalasHapus

Silahkan KOmentar...biar dapat backlink banyak...hehehe (komentar ngawur gak dipublish lhoo.>!!)